Selamat Berpuasa Tisha
Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani (kanan) bersama Ratu Tisha saat bertemu di Jakarta saat Manager Meeting Liga 2 tahun 2018.

Catatan Sekum Persiraja

Selamat Berpuasa Tisha

Oleh ,

 “Mba Tisha, ini saya Rahmat Djailani, Sekretaris Umum Persiraja, mohon waktunya sebentar untuk bicara via telpon”.

Kurang lebih 30 menit kemudian HP saya berdering, Ratu Tisha LIB memanggil.

Saya anggap ini adalah perkenalan pertama, saat itu Tisha masih menjabat sebagai Direktur Kompetisi dan Regulasi Liga pada PT. Liga Indonesia. April 2017, setelah melewati serangkaian fit and proper test Ratu Tisha Desria akhirnya ditunjuk menjadi Sekretaris Jendral PSSI.

***

Persiraja baru memulai Liga 2 2017, dan baru saja mengambil langkah revolusioner. Persiraja murni berbadan hukum dan sudah menjadi milik H. Nazaruddin Dek Gam, layaknya Syech Mansyur di Manchester City. Dek Gam membeli 100 persen saham Persiraja. Artinya era baru persiraja dimulai. Profesional, bisnis menuju kebanggaan masyarakat Aceh.

​Saya, ibarat kejatuhan durian runtuh. Ditunjuk menjadi Sekretaris Umum, dan ditugaskan untuk pembenahan semua administrasi serta berkorespondensi dengan PSSI, Operator Liga serta pihak-pihak lainnya. Bagi saya ini adalah Dream Come True. Harapan untuk bergabung bersama Persiraja sebagai pemain sudah sirna, dan kini harapan untuk bersama Persiraja sebagai pengurus menjadi kenyataan, waktu itu awal tahun 2017.

​Ratu Tishalah orang yang pertama saya hubungi, sebagai Direktur Kompetisi Operator Liga, saya bernaksud untuk menanyakan soal kepastian kompetisi dan regulasi. Dari sinilah cerita itu bermula.

***

Tisha, kamu tau betapa senangnya saya bisa berkomunikasi denganmu, karena ini akan saya jadikan sebagai media untuk memperdalam ilmu manajemen sepak bola saya, mengingat saya masih sangat baru sekali menjadi seorang Seketaris Umum tim bola profesional ketika itu, dan kamu menjawab semua dengan penuh kesabaran dan kepastian, walaupun kita berdua belum pernah bertemu.

​April 2017 kamu terpilih sebagai Sekjen PSSI. Sejak itu, kamu mulai berubah. Telfon dan WA saya sudah jarang kamu balas. Sekali-kali kamu balas jawabannya, “maaf pak saya sedang meeting”. Sedih rasanya, tapi saya paham menjadi Sekjend PSSI pasti membuatmu lebih sibuk dari sekedar Direktur kompetisi, padahal saya cuma mau bertanya soal pengaduan Persiraja atas kecurangan-kecurangan yang kami alami.

Tapi Tisha, sekalipun kita mulai jarang berkomunikasi, kekagumanku padamu terus mengalir. Filosofi sepak bola Indonesia atau Filanesia, kompetisi kelompok umur yang berjenjang, serta perbaikan dan peningkatan kwalitas kompetisi Liga Indonesia saya dengar itu adalah bagian dari kerja kerasmu bersama pengurus PSSI waktu itu, dan kata mereka juga Luis Milla adalah salah satu kejutanmu untuk memberikan “hadiah” untuk sepakbola Indonesia, walaupun saya tidak tau kebenarannya.

Seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan, kamu semakin jauh dari jangkauan. Padahal saya tau benar, “Karir” sepak bola kamu mulai ketika menjadi Manager SMUNDEL FC, tim sepak bola SMA 8 Jakarta pada tahun 2001-2003, dan kemudian naik tingkat menjadi Manager sepak bola ITB, ketika kamu sudah mulai kuliah di Institut Teknologi Bandung.

Pertemuan kita pertama justru terjadi di tahun 2018. Saya diutus oleh Presiden Dek Gam untuk mengikuti Manager Meeting Liga 2. “Saya Rahmat Djailani, Bu Sekjend, Sekum Persiraja”, memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan untuk berjabat. “Oya, yang biasa WA dan telfon saya”, jawabmu waktu itu.

Aku ingat sekali pertemuan pertama itu. Karena kamu mengharapkan Persiraja agar kembali ke Liga 1. “Persiraja itu klub besar lho Pak, harus promosi dong ke Liga 1, katamu waktu itu. Kamu juga bilang soal kontribusi Aceh untuk Tim Nasional Indonesia. “ Aceh harus terus melahirkan pemain-pemain besar untuk Timnas, seperti Ismed Sofyan, Miftahul Hamdi dan lain-lain”, katamu lagi.

Pertemuan-pertemuan selanjutnya baik dalm kongres tahunan maupun pertemuan lainnya, aku selalu memperkenalkan diriku dulu sebelum bersalaman, agar kamu mampu mengingatku dengan jelas, Rahmat Djailani Sekum Persiraja.

Sampai pada pertemuan di Exstra Ordinary Kongres di Bali Tahun 2019. Ketika hendak bersalaman seperti biasa saya memperkenalkan diri lagi sebagai Rahmat Djailani, Sekretaris Umum Persiraja. Saya tidak menduga jawabanmu ketika itu. “Udah Pak jangan perkenalkan diri terus, saya tau kok”, katamu yang membuatku malu.

Puncak kekagumanku adalah ketika Plt Ketua Umum PSSI waktu itu Iwan Budianto, menceritakan bagaimana perjuanganmu dalam memenangkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 Tahun 2021. Saya melihat dengan jelas bagaimana seluruh peserta Kongres memberikan apresiasi dengan memberikan tepuk tangan yang bergemuruh dalam arena kongres. Aku juga menjadi saksi bagaimana air matamu tumpah, penuh keharuan melihat apresiasi dari peserta Kongres.

Harusnya aku duduk di sampingmu, agar aku bisa meminjamkan sapu tangan atau memberikan tisu untuk mengusap air matamu. Sekali lagi, kamu bersama teman-teman PSSI lainnya sudah membuat bangsa Indonesia bangga. Dan tibalah pada hari itu. Aku mendegar pengunduran dirimu. Saat itu, aku dan semua orang sedang cemas soal virus Covid 19 itu.

Dan, itu semakin membuatku cemas karena di antara kita pasti akan berjarak. Aku sudah tidak punya alasan untuk berkomunikasi dengan kamu. Kurang lebih dua bulan yang lalu kamu baru saja mengirimkan WA ke aku mengucapkan selamat atas keberhasilan Persiraja kembali ke Liga 1, dan tentu saja mungkin itu akan menjadi komunikasi terakhir di antara kita, sampai tuhan kemudian menentukan jalanmu selanjutnya.

Sudah buka puasa Tisha?

Jangan lupa banyak minum air putih dan Vitamin.

Leave Comment

Loading...