Nazaruddin Dek Gam Kembali Kuasai Saham Mayoritas Persiraja
Kuasa Hukum H. Nazaruddin Dek Gam menggelar konferensi pers bersama wartawan di Costa Cafee, Lampineung, Banda Aceh, Selasa (23/5).

Liga Indonesia

Nazaruddin Dek Gam Kembali Kuasai Saham Mayoritas Persiraja

Oleh ,

BANDA ACEH - Pengusaha asal Aceh yang juga Anggota Komisi III DPR RI, H. Nazaruddin Dek Gam dipastikan kembali menjadi pemegang saham mayoritas klub Persiraja Banda Aceh untuk menatap kompetisi Liga 2 Indonesia musim baru, Rabu (24/5). 

Sebelumnya, sempat terjadi polemik kepemilikan saham Persiraja yang sempat dijual oleh Dek Gam pada Agustus 2022, namun pihak pembeli gagal melunasi biaya pembelian saham tersebut, hingga Nazaruddin Dek Gam mengembalikan uang panjar yang sempat diterimanya saat perjanjian pembelian saham.

Status kepemilikan klub Persiraja Banda Aceh saat ini sah kembali menjadi milik H. Nazaruddin Dek Gam. Kepastian itu setelah Zulfikar SBY mengembalikan seluruh saham kepada Dek Gam pada Selasa (23/5).

“Untuk hari ini kami menyampaikan telah dilakukan perdamaian atas permintaan saudara Zulfikar kepada klien kami (Dek Gam),” kata Kuasa Hukum Nazaruddin Dek Gam, Zulkifli. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers bersama wartawan di Costa Cafee, Lampineung, Banda Aceh, Selasa (23/5). 

Zulkifli menyampaikan, dalam perdamaian tersebut Zulfikar juga telah menyepakati dan memenuhi seluruh syarat yang diminta, salah satunya mengembalikan 840 lembar saham Persiraja kepada pemilik lama, Dek Gam.

Tidak hanya itu, dalam kesepakatan itu juga disebutkan, Zulfikar juga siap bertanggungjawab penuh terhadap segala sesuatu yang terjadi selama dirinya menjadi presiden Persiraja. “Segala sesuatu bentuk utang-piutang yang timbul pada masa Zulfikar, menjadi tanggung jawab pribadinya sepenuhnya,” ujarnya.

Selain itu, kata Zulkifli, dalam waktu dekat pihaknya juga akan mencabut seluruh bentuk laporan terhadap Zulfikar yang sebelumnya telah dilaporkan ke Polresta Banda Aceh dan Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh. “Terkait dengan laporan polisi terkait kasus tersebut dalam beberapa waktu ke depan akan kami cabut, begitu juga dengan perkara perdatanya,” sebutnya. 

Beli Saham

Diketahui, sebelumnya Zulfikar membeli klub tersebut pada Nazaruddin Dek Gam. Namun, Zulfikar tidak mampu melunasi seluruh saham yang dibeli itu. Dimana, Zulfikar baru membayar Rp 350 juta kepada Dek Gam dari harga beli Rp 1 miliar.

Selebihnya, Zulfikar menyerahkan satu lembar cek kepada Dek Gam. Cek itu merupakan sisa pembayaran pembelian saham Persiraja sebesar Rp 650 juta. Kedua belah pihak kemudian membuat surat perjanjian di notaris. Dimana salah satu poin dalam perjanjian itu adalah batas pembayaran sisa pembelian saham Persiraja akan dilunasi dengan tenggang waktu hingga 22 November 2022.

Namun, hingga batas yang sudah dicantumkan itu, Zulfikar belum melunasi sisa pembayaran sebesar Rp 650 juta. Semenjak jatuh tempo 22 November 2022 sampai dengan 18 Januari 2023, cek yang sudah diserahkan ke Dek Gam tidak bisa dicairkan dan ditolak oleh Bank Syariah Indonesia dengan alasan dana tidak cukup.

Kemudian, Dek Gam melalui kuasa hukumnya mengirimkan somasi kepada Zulfikar untuk segera mengembalikan Persiraja itu. Namun, Zulfikar tetap bersikukuh tidak mau mengembalikan Persiraja.

Jalur Hukum

Selanjutnya, Dek Gam kemudian menempuh jalur hukum melaporkan Zulfikar ke Polresta Banda Aceh terkait cek kosong yang diserahkan itu. Kemudian, penyidik melakukan penyelidikan hingga menetapkan Zulfikar sebagai tersangka.

Tak sampai disitu, Dek Gam melalui kuasa hukumnya juga mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Banda Aceh. Kuasa Hukum Dek Gam, Askhalani, mengatakan proses hingga Persiraja kembali menjadi milik kliennya itu berjalan dengan lancar. Dimana, Zulfikar sepakat Persiraja dikembalikan kepada Dek Gam.

"Alhamdulilah apa yang diharapkan pecinta sepak bola Aceh agar Persiraja kembali ke tangan Dek Gam sudah terwujud," kata Askhalani didampingin Zulkifli dan Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani dalam jumpa pers di Costa Cafe, Selasa (23/5).

Askhalani menjelaskan kliennya akan mencabut laporan polisi setelah Zulfikar mengambalikan Persiraja kepada kliennya. "Laporan akan segera dicabut," jelasnya.

Askhalani mengatakan dalam perjanjian perdamaian di notaris, ada sejumlah pasal yang dicantumkan, salah satunya adalah soal pengembalian seluruh saham dari pihak pertama yaitu Zulfikar kepada pihak kedua Dek Gam.

"Pengembalian dan penyerahan saham tanpa syarat apapun. Kemudian utang-piutang yang timbul masa pengurus pihak pertama menjadi tanggung jawab pihak pertama," ungkap Askhalani.

Kemudian pasal lainnya, kata Askhalani, pihak kedua berkewajiban untuk mencabut gugatan perdata pada Pengadilan Negeri Banda Aceh, serta mencabut laporan pidana di Polresta Banda Aceh soal cek kosong. "Ada enam pasal yang tercantum dalam perjanjian perdamaian antara klien kami dengan Zulfikar," jelas Askhalani.

Proses Perdamaian

Sementara, Zulkifli mengungkapkan proses perdamaian itu berlangsung setelah adanya pertemuan antara Kuasa Hukum Zulfikar dengan Kuasa Hukum Dek Gam. "Perdamaian ini setelah adanya pertemuan kuasa hukum kedua belah pihak," jelasnya.

Dimana, selanjutnya dilakukan dibahas berbagai syarat soal perdamaian itu hingga keluar surat perjanjian perdamaian di bawah notaris. "Sekarang seluruh saham Persiraja sudah sah milik Dek Gam," tegas Zulkifli. 

Zulkifli mengungkapkan proses hingga berakhirnya perdamaian ini berlangsung selama dua minggu ini. "Perjanjian perdamaian ini muncul berkat kuasa hukum Zulfikar yang terus membangun komunikasi dengan kami," pungkasnya. []

Leave Comment

Loading...